Metro, 5 Juni 2025 – Dalam semangat berbagi inspirasi dan memperkuat nilai kaderisasi, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kota Metro melalui para alumni Pelatihan Kader Muda Taruna Melati 2 (PKMTM 2) melaksanakan kegiatan Sharing Session bersama santri Panti Asuhan Budi Utomo, Metro Barat.
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 5 Juni 2025 ini merupakan bagian dari Rencana Tindak Lanjut (RTL) para peserta pelatihan PKMTM 2, sebagai bentuk implementasi nilai-nilai kepemimpinan dan tanggung jawab sosial yang diperoleh selama pelatihan.
Acara yang mengangkat tema "Achievement Motivation" menghadirkan Ipmawan Rendi Saputra, alumni dari santri panti asuhan tersebut. Ia membagikan kisah perjalanan hidupnya, memberikan motivasi, dan membangun harapan kepada adik-adiknya yang masih tinggal di panti.
sebelum kegiatan dimulai, acara pembukaan di meriahkan dengan penampilan puisi dari salah satu kader terbaik ynag berasal dari PR IPM SMK Muhammadiyah 3 Metro. Puisi tersebut dibawakan dengan sangat apik, sehingga makna dan nilainya sangat terasa bagi semua peserta.
Ketika sesi sambutan, Ketua Pelaksana, Ipmawan Diandra, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi bentuk motivasi bersama, terutama bagi teman-teman di panti yang sebentar lagi akan menamatkan pendidikan SMA dan juga akan meninggalkan panti.
> "Semoga kegiatan ini bisa membuka semangat baru bahwa masa depan tidak dibatasi oleh tempat kita berasal, tetapi oleh tekad dan usaha yang kita tanamkan,” ujarnya.
Sambutan kedua disampaikan oleh perwakilan fasilitator pelatihan, Ipmawan Ibnu Aziz Zakaria, yang mengapresiasi langkah konkret para alumni PKMTM 2.
> “Kami sangat bangga karena kegiatan RTL ini bukan sekadar formalitas, tapi benar-benar menyentuh dan membawa dampak positif. Ini adalah wujud nyata kader IPM yang siap berkontribusi,” katanya.
Sambutan penutup datang dari Ketua Umum PD IPM Kota Metro, Ipmawan Fitra Yoga, yang menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung, terutama dari pihak panti asuhan.
> “Mudah-mudahan kegiatan seperti ini tidak hanya mempererat tali silaturahmi, tetapi juga menjadi ajang pembelajaran dan pengalaman berharga untuk semua pihak,” ujarnya penuh harap.
Pada sesi utama penyampaian materi, Ipmawan Rendi Saputra membagikan pengalaman hidupnya sebagai alumni panti asuhan yang kini telah menempuh pendidikan dan berkiprah di masyarakat. Dengan gaya tutur yang sederhana namun penuh makna, ia menyampaikan beberapa pesan kunci kepada adik-adiknya:
1. Hargai Waktu
Menurut Rendi, waktu adalah aset paling berharga yang dimiliki setiap orang, terutama bagi para pelajar yang sedang membangun pondasi masa depan. Ia mengajak peserta untuk tidak menunda pekerjaan, menghindari kebiasaan malas, dan mengisi waktu dengan hal-hal positif.
“Waktu yang terbuang tidak bisa diulang. Maka gunakanlah setiap detik untuk belajar, memperbaiki diri, dan memperluas wawasan,” pesannya.
2. Teruslah Belajar
Ia menekankan bahwa belajar tidak hanya sebatas di ruang kelas, tetapi juga dari kehidupan sehari-hari. Menurutnya, setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh. Rendi juga mendorong adik-adik panti untuk membuka diri terhadap berbagai pengetahuan, baik akademik maupun keterampilan praktis.
“Belajar itu perjalanan seumur hidup. Jangan berhenti hanya karena kita merasa cukup. Dunia terus berubah, dan kita harus terus bertumbuh,” ungkapnya.
3. Nikmati Setiap Prosesnya
Rendi menyampaikan bahwa perjalanan hidup tidak selalu mulus, dan itu adalah hal yang wajar. Ia mengajak peserta untuk menikmati setiap proses yang dijalani, baik suka maupun duka, karena dari sanalah kekuatan sejati terbentuk.
“Proses mungkin berat, kadang menyakitkan. Tapi di situlah letak keindahan. Jangan hanya ingin cepat berhasil, tapi nikmati perjalanan menuju keberhasilan itu,” katanya penuh semangat.
4. Perkuat Iman dan Bekali Diri dengan Keterampilan Hidup
Di akhir sesi, Rendi mengingatkan bahwa seberapa tinggi pun ilmu yang dimiliki, tidak akan bermakna tanpa fondasi keimanan. Iman yang kuat menjadi pegangan utama dalam mengambil keputusan dan menghadapi tekanan hidup. Selain itu, keterampilan hidup seperti komunikasi, manajemen waktu, berpikir kritis, dan kemandirian juga sangat penting dalam dunia nyata.
“Iman itu kompas, dan skill itu kendaraan. Keduanya harus berjalan seimbang agar kita tidak hanya sampai tujuan, tapi juga selamat dan bermanfaat bagi orang lain,” tuturnya.
Pesan-pesan tersebut disambut hangat oleh seluruh peserta. Banyak yang terinspirasi dan termotivasi untuk mulai membangun impian mereka dari sekarang, tidak peduli dari mana mereka berasal.